Kamis, 24 Oktober 2013

contoh laporan karya wisata tingkat smp



KARYA WISATA
Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, TIM, TMII, Dufan, Museum Purna Bhakti,  PUSPA Iptek Sundial Bandung, Dan Cibaduyut


Demak, 4-7 MAret 2013
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas (UKK)
Tahun Pelajaran 2012/2013
Disusun oleh :
Nama   : Jihan Afdzila
Kelas   : VIII A
No.      : 14






SMP NEGERI 1 KARANGTENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012-2013

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Karya Wisata Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, TMII, DUFAN, Museum Puna Bhakti,  PP IPTEK SUNDIAL BANDUNG, CIBADUYUT  Bandung.
Laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ulangan Kenaikan kelas (UKK) Tahun Pelajaran 2012/2013 yang telah disetujui dan disahkan pada :

Demak, ………………… 2013

Mengetahui
Pembimbing,


Yatin, S.Pd
NIP. 19610728198203 2006
















HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 A.      MOTTO
  1. Cintailah anugerah yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Berkahilah hidup dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas
  3. Hidup ini akan lebih berarti jika kita memanfaatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas.

B.       PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati laporan yang sederhana ini penulis persembahkan kepada :
  1. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing.
  2. Sekolahku tercinta.
  3. Dan pembaca tentunya.


















KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat yang hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Maksud penulis penyusun laporan ini untuk meningkatkan minat pembaca dan motivasi kepada para siswa dalam mengembangkan potensinya dan meningkatkan kualitas pendidikan. Secara spesifik laporan ini disusun untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia yakni keterampilan menulis.
Penyusunan  laporan ini dapat terlaksana dengan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
  1. Yang terhormat selaku kepala sekolah SMP N 1 Karangtengah dan penanggung jawab Karya Wisata ini.
  2. Yang terhormat Selaku guru mata pelajaran Bahas Indonesia yang membimbing dalam penulisan laporan ini.
  3. Yang terhormat Bapak/Ibu Guru, Pembimbing Karya Wisata SMP N I Karangtengah.
  4. Teman-teman kelas VIII A.
  5. Semua pihak yang belum penulis sebutkan juga ikut membantu penyusunan laporan ini.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk penyusunan laporan ini. Namun, kemungkinan masih ada kekurangan. Untuk itu kami mohon saran dan kritikan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya untuk siswa SMP N 1 Karangtengah.

Demak, …… Maret 2013


PENULIS




BAB I
PENDAHULUAN
 A.      Latar Belakang
Karya Wisata merupakan kunjungan suatu obyek dalam rangka memperluas pembelajaran kontektual. Karya Wisata merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang tepat, karena kegiatan tersebut dapat mengajak siswa belajar di ligkungan yang nyata dan alami. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih protektif dan bermakna. Selain itu, kegiatan Karya Wisata dapat membantu siswa mengaitkan antara materi yang disampaikan guru dengan situasi dunia nyata.

B.       Tujuan Karya Wisata
Tujuan Karya Wisata ini adalah sebagai berikut :
  1. Menambah pengetahuan dan wisata siswa.
  2. Memperdalam cinta tanah air.
  3. Menghilangkan rasa stress.
  4. Siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cara yang lebih baru, alami, lebih bermakna, produktif dan nyata.

C.      Pelaksanaan dan Peserta Kegiatan
Karya Wisata dilaksanakan pada hari senin, selasa, rabu, kamis tanggal 4-7 MAret 2013. Lama perjalanan ± 4 hari 4 malam. Tujuan yang utama diselenggarakan Karya Wisata ini yaitu ke Cirebon, Jakarta, dan Bandung. Pesertanya siswa-siswi SMP N 1 Karangtengah dan guru-guru / pegawai SMP N 1 Karangtengah.








BAB II
ISI LAPORAN PEJALANAN KARYA WISATA
II.  1 Hari Pertama

Senin, 4 Maret 2013 para siswa kelas VIII SMP N 1 Karangtengah mengadakan Karya Wisata ke Semarang, Cirebon, dan Bandung. Objek-objek yang di kunjungi antara lain Makam Sunan Gunung Jati, Taman Ismail Marzuki, TMII, Museum Purna Bhakti, , Gelanggang Samudra Ancol, Dunia Fantasi, , PP IPTEK SUNDIAL BANDUNG, Cibaduyut Bandung.
Sekitar pukul 12.30 WIB kami dikumpulkan di lapangan upacara SMP N 1 Karangtengah untuk diberi keterangan dan berdo’a bersama. Pada pukul 13.00 WIB kami mulai perjalanan menuju Makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Pukul 20. 45 sampailah kami di Makam Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari sembilan orang penyebar agama Islam terkenal di Pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga. Kehidupannya selain sebagai pemimpin spriritual, sufi, mubaligh dan dai pada jamannya juga sebagai pemimpin rakyat karena beliau menjadi raja di Kasultanan Cirebon, bahkan sebagai sultan pertama Kasultanan Cirebon yang semula bernama Keraton Pakungwati.
Memasuki kompleks pemakaman kami melihat Balemangu Majapahit yang berbentuk bale-bale berundak yang merupakan hadiah dari Demak sewaktu perkawinan Sunan Gunung Djati dengan Nyi Mas Tepasari, putri dari Ki Ageng Tepasan, salah seorang pembesar Majapahit.
Masuk lebih kedalam terdapat Balemangu Padjadjaran, sebuah bale-bale besar hadiah dari Prabu Siliwangi sebagai tanda penghargaan pada waktu penobatan Syarif Hidayatullah sebagai Sultan Kasultanan Pakungwati (cikal bakal kraton di Cirebon).
Makam Sunan Gunung Jati yang terletak di bukit Gunung Sembung hanya boleh dimasuki oleh keluarga Kraton sebagai keturunannya selain petugas harian yang merawat sebagai Juru Kunci-nya. Selain dari orang-orang yang disebutkan itu tidak ada yang diperkenankan untuk memasuki makam Sunan Gunung Jati. Alasannya antara lain adalah begitu banyaknya benda-benda berharga yang perlu dijaga seperti keramik-keramik atau benda-benda porselen lainnya yang menempel ditembok-tembok dan guci-guci yang dipajang sepanjang jalan makam. Keramik-keramik yang menempel ditembok bangunan makam konon dibawa oleh istri Sunan Gunung Djati yang berasal dari Cina, yaitu Putri Ong Tien. Banyak keramik yang masih sangat baik kondisinya, warna dan design-nya sangat menarik. Sehingga dikhawatirkan apabila pengunjung bebas keluar-masuk seperti pada makam-makam wali lainnya maka barang-barang itu ada kemungkinan hilang atau rusak. Pukul 23.00 kami melanjutkan perjalanan menuju ke Jakarta.

II. 2 Hari Kedua
            Kami tiba di Jakarta ± pukul 03.00 WIB. Kami menginap di Hotel Graha Wisata terletak di sekita Taman Mini Indonesia Indah. Pada saat itu hari hujan. Setalah kami melakukan kegiatan Sholat subuh, mandi, dan sarapan pagi. Kami segera melanjutkan perjalan ke TIM (Taman Ismail Marzuki).
1.    TIM (Taman Ismail Marzuki)
Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang populer disebut Taman Ismail Marzuki (TIM) merupakan sebuah pusat kesenian dan kebudayaan yang berlokasi di jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Di sini terletak Institut Kesenian Jakarta dan Planetarium Jakarta. Selain itu, TIM juga memiliki enam teater modern, balai pameran, galeri, gedung arsip, dan bioskop.
Acara-acara seni dan budaya dipertunjukkan secara rutin di pusat kesenian ini, termasuk pementasan drama, tari, wayang, musik, pembacaan puisi, pameran lukisan dan pertunjukan film. Berbagai jenis kesenian tradisional dan kontemporer, baik yang merupakan tradisi asli Indonesia maupun dari luar negeri juga dapat ditemukan di tempat ini. Nama pusat kesenian ini berasal dari nama pencipta lagu terkenal Indonesia, Ismail Marzuki.
TIM diresmikan pembukaannya oleh Gubernur Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta Jenderal Marinir Ali Sadikin, tanggal 10 November 1968. TIM dibangun di atas areal tanah seluas sembilan hektar. Dulu tempat ini dikenal sebagai ruang rekreasi umum ‘Taman Raden Saleh’ (TRS) yang merupakan Kebun Binatang Jakarta sebelum dipindahkan ke Ragunan. Pengunjung ‘TRS’ selain dapat menikmati kesejukan paru-paru kota dan melihat sejumlah hewan, juga bisa nonton balap anjing di lintasan ‘Balap Anjing’ yang kini berubah menjadi kantor dan ruang kuliah mahasiswa fakultas perfilman dan televisi IKJ. Ada juga lapangan bermain sepatu roda berlantai semen. Fasilitas lainnya ialah dua gedung bioskop, Garden Hall dan Podium melengkapi suasana hiburan malam bagi warga yang suka nonton film. Tetapi sejak 37 tahun lalu suasana seperti itu tidak lagi dapat ditemukan. Khususnya setelah Bang Ali menyulap tempat ini menjadi Pusat Kesenian Jakarta TIM.
Setelah itu kami melanjutkan ke Gelanggang Samudara Ancol.
2.        Gelanggang Samudra Ancol
Gelanggang Samudra Ancol merupakan theme park ketiga yang dikembangkan oleh Ancol, merupakan theme park edutainment bertemakan KONSERVASI yang akan mengajak pengunjung untuk dekat, mengenali dan menyayangi aneka satwa, antara lain lumba-lumba, paus putih, dan lain-lain. Pengunjung diberikan sajian hiburan, rekreasi, konservasi satwa, serta pendidikan dan penelitian biota kelautan. Saat ini, pengunjung pun sudah mulai dapat menikmati petualangan Lumba-lumba dalam legenda 1001 Malam. Pengunjung juga dapat menikmati wahana 4D (Empat Dimensi) dimana pengunjung selain dapat melihat, mendengar, mencium juga akan merasakan apa yang dilihat, seperti : cipratan air, hembusan angin dan lain-lain.
Di lokasi itu kami meikmati pertunjukan Scorpion Piurate, Film 4 Dimensi dan lain-lain. Dan kami makan Siang di Colombus Restaurat di sekitar lokasi Gelanggang Samudra Ancol. Setalah makan siang kami segra melanjutkan ke DUNIA FANTASI.
3.    Dunia Dantasi (DUFAN)
“Dunia Fantasi / Fantasy Land” merupakan pusat rekreasi bertaraf internasional berskala besar yang menjadi kebanggaan Jakarta bahkan Indonesia. Pembangunannya berawal dari gagasan untuk menciptakan sarana rekreasi yang dapat memenuhi kerinduan manusia akan taman hiburan yang bernuansa mimpi.
Pembangunan Dunia Fantasi dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 17 September 1982, peletakan tiang pancang akhir pada tanggal 6 Agustus 1983 dan peletakan batu akhir pada tanggal 14 Juni 1985 oleh Gubernur DKI Jakarta (R. Soeprapto).
Pembangunan dapat diselesaikan dalam kurun waktu dibawah 2 tahun. Dunia Fantasi diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Pariwisata, Pos & Telekomunikasi (H. Achmad Tahir) dan dibuka untuk umum pada tanggal 29 Agustus 1985 dengan areal lokasi seluas 20 Ha di kawasan Taman Impian  Jaya Ancol.
Dunia Fantasi sendiri memiliki maskot / karakter yang berasal dari Bekantan yaitu binatang langka yang ada di hutan Kalimantan. Maskot / karakter Dufan ini digambarkan memiliki sifat yang baik, pandai bergaul, ramah, bersahabat, selalu gembira, lincah dan senang bergaya. Maskot / Karakter Dufan ini juga mempunyai beberapa teman karakter lainnya yaitu Dufi, Tanit, Koje, Chili, Garin, Bije, dan Kombi.
Dunia Fantasi memiliki 25 (dua puluh lima) wahana permainan dengan beragam fasilitas pendukung didalamnya, serta program acara yang selalu unik dan menarik. Semuanya dikemas dalam kawasan tematik yang mewakili berbagai belahan dunia.
Setelah tiu kami istirahat dan makan siang, kami melanjutkan ke Museum Purna Bhakti Pertiwi.
4.    Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP)
Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) didirikan oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi atas prakarsa Ibu Tien Soeharto. Museum yang berada di Jl. Taman Mini I, Jakarta 13560. berisi koleksi benda-benda dan cennderamata yang bersangkut-paut dengan perjalanan pengabdian Presiden Republik Indonesia Ke-2, HM Soeharto.
Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) ini diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1993 oleh Bapak Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia. Peresmian MPBP bertepatan dengan hari ulang tahun ke-70 Ibu Tien Soeharto, Pembangun dan Pemrakarsa museum ini. Luas bangunan MPBP 25.095 meter persegi di atas tanah seluas 19,7 hektar.
Museum Purna Bhakti merupakan wahana pelestarian benda-banda bersejarah tentang perjuangan dan pengabdian Bpk. Soeharto dan Ibu Tien Soeharto kepada bangsa Indonesia. Pengabdian dan perjuangan beliau sejak masa perang kemerdekaan hingga masa pembagunan.
Sebagai obyek wisata edukasi yang bermatra sejarah, museum ini juga menyimpan benda-benda seni bermutu tinggi, yang diperoleh Bapak Soeharto dan Ibu Tien Soeharto dari berbagai kalangan, baik rekan maupun sahabat sebagai cenderamata. MPBP memiliki koleksi kurang lebih 13.000 -an, koleksi tersebut memiliki hubungan dengan peran sejarah pengabdian Bapak Presiden Soeharto.
Sebelumnya sebagian besar koleksi ini dirawat dan disimpan Ibu Tien Soeharto sebagai pendamping setia Pak Harto. Kemudian, Ibu Tien menyadari bahwa pengalaman hidup Pak Harto bukanlah hanya milik keluarga. Pak Harto adalah milik bangsa Indonesia. Maka, koleksi barang-barang pribadi dan cenderamata yang dimilikinya harus dinikmati oleh khalayak ramai. Tentu, tempat yang paling baik untuk itu adalah di museum. Dilokasi tersebut kami berfoto bersama dengan ibu guru.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju ke Bandung ke lokasi PP IPtek Sundial Bandung.
5.    PP IPTEK SUNDIAL BANDUNG
Gedung Puspa Iptek diresmikan Menristek Hatta Radjasa pada 11 Mei 2002, setelah setahun sebelumnya batu pertamanya diletakka Menristek Muhammad AS Hikam. Gedung serupa, dengan ragam alat peraga iptek yang berbeda, terdapat pula di Taman Mini Indonesia Indah.
6.    Cibaduyut Bandung
Cibaduyut Bandung berada di daerah selatan Bandung kira-kira dari pusat kota sekitar 30 menit. Kawasan ini awalnya terkenal dengan sentral sepatu kulit. Untuk menuju Cibaduyut tidak sulit. Ditandai dengan patung sepatu yang besar di depan perempatan sebelum memasuki jalan Cibaduyut Bandung. Dengan adanya patung tersebut memudahkan untuk para pengunjung untuk bisa sampai ke Cibaduyut Bandung. Karena patung sepatu meupakan lambang atau ciri khas dari Jalan Obaduyut Bandung dan patung sepatu satu-satunya yang ada di kota Bandung.
Sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko-toko yang menjual dan menerima pesanan sepatu. Semua ukuran sepatu dapat dibuat di sini. Daerah ini terkenal karena harga yang mereka tawarkan cukup murah dan kualitas yang cukup bagus. Kita bisa melihat tokoh-tokoh yang berjejer memanjang dengan yang didominasi oleh tas dan sepatu. Kalau kita masuk ke dalamnya, kita dapat menemukan lebih banhayk lagi. Ada pakaian termasuk ke jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, bahan kulit untuk membuat sepatu dan lain-lain.
Keistimewaan dari Cibaduyut adalah bagi anda yang ingin membeli sepatu dengan model yang anda inginkan anda bisa melakukan pemesanan. Harganya pun berfariasi mulai dari beberapa ribu saja sampai dengan ratusan ribu rupiah. Harganya pun bisa ditawar. Dengan kualitas yang bagus juga.
Makanya dengan kualitas yang terjamin, produk dari Cibaduyut sangat terkenal hingga Asia.


BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
  1. Dengan Karya Wisata ini peserta dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
  2. Siswa dapat menerapkan pembelajaran langsung ke objek dengan pendekatan kontekstual.

B.       Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
  1. Karya wisata adalah program diluar kurikulum yang harus dijalankan setiap tahun.
  2. Laporan ini belum sempurna. Untuk itu penulis berharap memberikan saran dan kritik yang membangun.






contoh pengalaman pribadi dalam bahasa jawa

Wisata Ing WBL

Ing sekolahku ngadaake program wisata ing WBL  Jawa Timur. Kelas 6 Wajib melu program wisata iki. Aku lan konco-koncoku ngumpul ing sekolahan jam 20.30 bengi. Aku mangkat jam 21.00.
Ing sekolahanku cukup nhediake bis siji. Aku negenteni bis teka terus aku lan konco-koncoku numpak bis secara gantenan. Ning perjalanan aku mangan karo kanca-kancaku lan nyai-nyai, rasane seneng banget.
Watara jam 04.30 aku tekan masjid Sunan Bonang, aku lan kanca-kancaku ados disek ben awake resek. Sakwise adus aku lan konca-kancaku sholat bareng-bareng ing masjid iku.
Sakwise kui aku lan kanca-kancaku numpak becak, tujuane ameh ing makam sunan boning. Ing kono aku lan kanca-kancaku berdoa bareng-bareng. Aku lan bapak ibu guru istirahat sedelok ing wit-witan. Aku lan kanca-kancaku foto bareng ing taman Sunan Bonang.
Sakwise foto-foto aku lan kku nglanjutake perjalanan ing WBL. Ing njero bis aku lan kanca-kancaku weroh pemandanganan indah. Sakdurunge mlebu ing wisata WBL aku lan kanca-kancaku sarapan esuk ing restoran Adi Putra Jawa Timur. Sakwise sarapan aku lan bapak ibu guru tuku tiket masuk ing WBL. AKu lan kanca-kancaku dolanan banyu ing wahana air. Aku lan kanca-kancaku nonton bioskop 3 dimensi bikin gokil lan seru banget. Sakwise kuwi Aku lan kanca-kancaku wroh istana kucing sing lucu banget. Aku lan kanca-kancaku tuku ngombe soale ngorong banget.
Aku lan kanca-kancaku renang ing kolam renang lan seluncuran ning kolam renang. Dina wis rodok sore Aku lan kanca-kancaku mentas lan banjur ados secara gentian. Sakwise bar ados aku nganggo klambi terus Aku lan kanca-kancaku diajak bapak ibu guru dolanan jaran-jaranan lan tembak-tembakan.
Sakwise kuwi Aku lan kanca-kancaku blonja ing WBL, yaiku tuku kaos sing regane Rp. 25.000 lan tuku siwalan sing regane Rp. 10.000 intuk 4 buah. Aku lan kanca-kancaku saling nawarke barang ben intuk murah. Saklanjute Aku lan kanca-kancaku numpak bis lan tuku-tuku ing pusat ole-oleh.
Watara jam 10.30 Aku lan kanca-kancaku sholat jama’ah magrib ing masjid cedak restoran Wahyu Utomo. Aku ora maem amarga wetengku loro terus Aku lan kanca-kancaku mlaku-mlaku ing sekiotar bis.
Sakwise bar mangan Aku lan kanca-kancaku ing bis lan linggeh anteng ambek mangan jajanan. Ing njera bis sirahku rodok ngelu banget lan akhire aku dikei minyak kayu putih. Sakwise kuwi aku turu ambek ngrunguangake music sing enak dirungaake.
Ing tengah perjalanan bis’e mandek sedelok amrga meh istirahat, terus nglanjutake perjalanan meneh. Kabeh kanca-kancku do pado turu lan akhire aku melu-melu turu. Jam 01.00 tenga wengi tekan kudus. Akhire ning omah jam 01.30 bengi. Sakwise kuwi aku turu sampek esuk.

Wisata Ing Surabaya


Wektu aku kelas 6 SD lungo WBL. Pertama aku dhesik menuju ing Kadilangu, Demak Jawa Tengah. Wektu jam 03.00 wektu kulon pas-pasan wengi banget aku, guru lan kanca-kancaku padha dhunga lan maca tahlil banjur wes bar bis sekolahku mlaku ing rumah makan ing lamongan. Menu-menune enak banget menawa wis padha luwih banjur wetenge kanca-kancaku warek. Jam 06.00 bis ku mlaju ing WBL (Wahana Bahasri lamongan) yaiku ing Surabaya.
Padha wis tekan ing papan panggonan kuwi, banjur kanca-kancaku la aku padha pencar karepe dhewe-dhewe. Wektu isih ing WBL ana patung yuyu gedhe banget, aku, guru lan kanca-kancaku padha pepothoan ing kono. Pertama, aku mlebu ing WBL. Aku nyuba permainan kapal loro sing medeni banget. Aku lan kanca-kancaku padha ora reti nak permainan iku awake dijempalike kayaka jambu methe. Menawa wis nyuba wahana kuwi pas dijempalike kanca-kancaku padha jerit histeris karepe dewe, Aku meneng wae lan dunga. Aku, Kepala sekolah, lan kanca-kancaku nyuba permainan dunia kaca. Kayata ing njerone sing nyuba digawe bingung soale ing kono peteng banget. Mlaku ing ngalor ana kaca ning kidulono kaca lan ngulon uga ana kaca. Aku lan kanca-kancaku bingung piye carane iso metu soko kono. Salah sijine kancaku sing iso nemuke dalan metu. Aku lan guru uga kancaku banjur metu ing permainan kanca iku. Akeh permainan ing WBL wis aku nyuba.
Wektu aku lan kanca-kancaku mlaku ing Gua Akbar. Ing gua iku peteng banget nanging ana lampu sing gunane kanga nerangi sekitare wisata sing dhelok ing njero gua iku. Banyune ing kono ngalir lan bening. Ing Dhuwur goa ana wong kang dodol akeh, banjur wis ing goa Akbar, aku tuku ole-oleh jajanan khas surbaya ing kono. Siwalan jajanan khas Tuban. Aku tuku Rp. 20.000 lan cemilan kayak krupuk Rp. 30.000 banjur aku tuku manisan Rp. 10.000 uga aku tuku dodol coklat Rp. 10.000. Aku seneng banget rekreasi ing panggonan kuwi.



Tamasya Menyang Agro Wisata

Preinan semester kepungkur, sekolahanku nganakake tamasya ing Agro Wisata. Agro iku dununge ana ing Malang, Jawa siseh wetan. Sadurunge teka ing Agro Wisata, aku sakanca mbayangake warna-warna kang tuwuh ing pangangen-angen, kaya napa panggonane, kepriye kanganane , apa wujude, lan liya-liyane. Tuwuhe kaya pitakon-pitakon nmengkana iku amarga aku sekanca during natih ngerti maksude, wujude, lan ing ngendi papane sing kanggo agro wisata.
Tenan, wetara jam 10.00 isok, aku tekan papan objek kang dak angen-angen. Aku lan kanca-kancaku banjur mlebu ing kana. Kabeh katon seneng. Dasar papane jembar, resik ketambahan wit-witan kang ning semakke.
Sing padha disenengi nyawang wit apel kang akeh uwohe. Rupane katon abang branang. Saya maneh ing Agro Wisata iku yen mung arep mangan apel wae dibebaske.
Aku lan kanca-kanca bungah, mlayu ngalor, ngetan, ngulon, sapiturute.
Wis pokoke seneng tumplek blek ngati lali sembarang. Kadang kala aku lan sakanca pancen rumangsa gumun, nyawang kaanan ing kana. Ing atase wit apel kang duwure uda kara 2, 5 m, lho kok wis uwoh. Sing manalagi katon kuning resik mecuti.
Kaya mengkana uga dialami kanca-kanca. Malah Pak guru lan Ibu guru uga katon gumun lan seneng.
Dasar ning omah iya gak ana, mula sakanca ing kana uga mangan kanthi sapuase.
Ora krasa yen wektu iki wis jam 14.00 awan. Bapak guru menehi aba-aba enggal kumpul ing bis sing ditumpaki dhewe-dhewe.
Senajan katon abot ninggalake Agro Wisata, aku lan kanca-kanaca trek sendiko dawuh.
Kanggo ngurangi rasa abote, kanca-kanca akeh sing gawa apel. Niate gandeng wis warek, arep digawa kanga oleh-oleh keluargane.

Tamat




Gobang Sodor

Sore loro tahun kepungkur, Aku lan kanc-kancaku padha kumpul ing lapangan badminton, yaiku aku lan sakancaku karepe ya mung arep gegojegkan bae, dumadakan aku lan sakancaku, banjur dolanan ketimbang mung padha lungguhan, ayo padha dolanan Gobang Sodor.
Kanca-kancaku mung mangsuli, ya manthuk-manthuk aku lan kancaku mung ana pira gesek.
Aku ngitung-ngtung kancaku psing padha kumpul, kabehe cacahe wolu.
Kanca-kancaku banjur padha ngumpul dadi loro kelompok, saben kelompok papat. Kelompok siji yaiku, aku lan kanca-kancaku, kelompoke mung ana loro yaiku aku lan kancaku.
Kelompok siji lan loro banjur gung pingsut, sing menang kelopoke aku, kelompok kancaku sing jaga, kelompokku sing main.
Kelompok siji banjur. Nata panggonan kancaku jaga ana baris ngarep. Aku ana baris kaloro. Kancaku ana baris katelu. Aku ana baris kapapat.
Kelompok sing jaga padha dhuwe karep bisa demek. Utowo nyekel kelompok sing lagi main.
Kelompokku padha endalan ganti-ganti olehe mlebu ing ke demek utawa ke cekel. Aku nalika arep mlebu ora ngelegawe menawa awake rada nyedak aku, aku mung isa cepet-cepet demek kancaku, kelompokku kalah ganti kancaku  sing menang. Kelompokku mau mung ganti dadi sing jaga, kelompokku sing mau jaga ganti dadi sing mau.
Dolanan sore iku rame lan nyenengake ora bisa krasa wektune isa ganti bengi. Bocah-bocah banjur padha bubar, muleh menyang omahe dhewe-dhewe. Gobang Sodor. Sore mung itungane sri amarga padha-padha oleh siji mula liya wektu arep diterusake mandhak wis adzan maghrib.

Pengalamanku Munggah Gunung Bromo
Rombongan dumadi soko guru SD budhale wayah bengi tekan malam wancine wayah esok tekan hotel ing kuta Batu. Rombangan ngaso sedelok bubar dhahar awan nuli puter-puter menyang kebon apel sengakali lan selekta. Marem puter-puter romobngan nuli bali menyang hotel. Kepala rombongan pak Untung Sugiyarto ngendika menawa jam lara bengi bakal dibacutake munggah menyang gunung Bromo.
Jam lara bengi rombongan numpak colt L-300 anyar gress mangkat nuju menyang gunung Bromo. Tekan terminal penanjakan papan ndelok mentune srengenge colt mandek aku mudhun gawa adem ditambah udan deres nambahi sikilku nggomplok gemeter lan kudu ambruk. Senajan loyo aku nyuba mlaku munggah bareng kanca-kanca menuju penanjakan ndalane peteng lan lunyu kanggo madange ndalan kanca-kanca padha madengke lampu senter. Aku bola-bali mandeg nalika arep ndodok ngumpulake tenaga ujug-ujug tanganku ana sing nyandak sawenehe nom-noman lanang rambute nggondrong bareng dituntun nom-noman wau tengaku pulih. Lakuku mbanter kepara bisa nututi kanca-kancaku kang wis diseki. Tekan pos penanjakan wis akeh banget wisatawan nunggu mentune sang bagas kara suwasana adem lan peteng dedet.
Saka pananjakan aku lan rombongan numpak colt L3000 warna putih nuju puncak bromo. Rombonganku mangkate keri marga aku kudu ladeni protete kanca-kanca laku motor ngeblas mudhun mbanter mbanget tekan segara wedi ing garis tengahe jare papat kilometer. Puluhan mobil jip lan colt balapan kaya lagi reli ing segara wedi.
Tekan papan parkir kabeh mudhun seperlu munggah neruske puncak Bromo, marga tenagaku enteng aku nolak ditawani numpak njaran. Kanca-kancaku pating njaluk potret ana sing ngawe-ngawe ana tlundakan, malah ana sing tekan puncak. Ana sing difoto pas numpak njaran. Aku kontrang-kantring ladeni penjaluke kanca-kanca marga kesel napasku megap-megap. Mbanyu uga ora gawa sikelku nggomplok  nalika munggah nuju undak-undakan sing cacahe atusan mau. Marga kanca-kanca dienteni difooto, ana sing undhak-undhakan, ana sing ana ereng-ereng lan akeh sing ana ing puncak. Ngawe aku numpak njaran bayar Rp. 5.000.
Mudhun seka njaran aku lungguh ngaso ana ning undhak-undhakan ngisor. Dadaku sesek napasku megap-megap. Dadaku muni ngik ngok sengsara tenan nalika lagi nahan sesek mau nom-noman kang mitulungi ana penanjakan wis ana ning ngarepku panggone ajeg. Nom-noman mau mesem karo  ngulungake mbotol aQua cilik. Tanpa omong apa-apa mbayu tak umbe. Nanging rasane legi mbanget campur kecut.  Bubar ngombek mbayu mau napasku enteng. Kekutanku pulih aku munggah dituntun nom-noman mau. Nom-noman iku rupane persis kaya Rudi adiku sing wis mati sewelas tahun kepungkur marga lara tepes sawise kemah ning Pantai Ayah.
Sawise ngaso, nyawang keindahan puncak Bromo, kau mudhun karo nggoleki nom-noman mau sing persis adiku mau. Nangin ora ketemu. Mbareng numpak njaran aku weroh nom-noman mau lagi ngadek ana ning undhak-undahakan karpo mesem. Mbareng tak tinggal noleh sedelok nom-noman mau wis ora ana. Atiku malah keranta-ranta. Sakdawane mudhun aku mbrebes mili. Kedadhan iki tak simpen suwe kanca-kancaku ora ana reti. Nom-noman mau Sapa?. Apa rohe adikku, mbuh malaikat, sing diutus Gusti Allah nulungi singsaraku nalika munggah puncak gunung Bromo. Aku bola-bali ucap syukur marang Gusti Allah sing maringi kekutaan nganti aku tekan omah. Kanthi slamet lan sehat.




Wedhus dhangdhut
                                                                                                                                                                                                                                                                                   Manawa kelingan kedadean iki aku kudu ngguyu dhewe. Tanggal sasi lan taune aku pancen lali. Nanging dinane isih eleng. Yaiku minggu paing ing tlatah boyo lali, ana pasar kewan, pase ning pasar sunggingan kang bukane mung menawa dino pasaran paing ing pasar kono ora mung bangsane raja kayo wae sing dienggo dol tinuku; nanging uga ana jam  tangan, piranti tenane, lan piranti bale soamah. Apa maneh sing jenenge bakul jamu, mesti ora tau absen ngamekake kaanan kang pancen rame banget.
Kacarito ana bakul jamu sing gunakake keyboard (kaya bangsane piano) kanggo sarana  narik kewigatane sing padha arep tuku. Bakul jamu mau ajeg nyetel lagu dangdhut kecopo, ana wedhus kang dicancang ing cedhake ing bakul jamu mau. Sajake wedhus mau ngematake lagu-lagu dangdhut kang disetel bakul jamu mau. Ing endhae ajeg gela-gelo. Anae, yen lagu dangdhut seko alat keyboard mau meneh, si wedhus uga anteng, ora gela-gelo gene musike main meneh endhase gela-gelo meneh aku sing nggatehekake polahe wedhus kawit mau ora bisa nahan guyu. Kancaku nunggal blantik ndak werohi uga melu guyu kepingkel-pingkel.
Ora antara suwe pak Sastro sing  kagungan wedhus iku kang panggawehane pancen blantik, nyandek wedhus kang lagi “Asik berjoget ria”. Mbok menawa karepe pak Sastro arep dipindah panggonan utawa ditawakake wong. Ngono kuwi si wedhus sajak owel, ora gelem dijak ngalih sakwetara iku si bakul jamu terus mainake alat keyboard. Pak Sastro kang nesu banjur ngert wedhuse kanthi kenceng. Nanging dheweke malan disundang nganthi tiba langsaran. Bereng wis nyundang, si wedhus bali gela-gelo meneh kaya mau.
Lo, janjane si wedhus lagi “menghayati” music dangdhut to? Mulane ojo diganggu to pak Sastro!.



Tukang Becak Apikan
Sewulan kepungkur, kang iman Brotoseno sak kanca padha dolan ing Solo. Angkahe, padha pingen pangarteni kahanan pagariyan imlek sedhulur-sedhulur tiongha sak Solo ing klenteng Avalokitecwara, sekidule pasar Gedhe apesan kang Iman kelalen. Monopote ketinggalan ana ning becak sing dhereke ake dheweke menyang warung sate Tambak Segaran, sak kidule pasar legi.
Dasare priyayi wisuwur, luhur budhi lan jebar penggalihane, sanajan barang kang pinggunane kanggo godokake kamera Nikon D1X iku biso bae ilang, dheweke ora ngatonake rasa getune babar pisan (mbok menawa pancen wis akeh duwit dolare, dadi biso mundhut maneh sing luwih apik he he he….). Aku matur marang kang Iman kaya mengkene : ojo kuatir, kang yen tukang becake iku mangkale ana ngarep hotel aku yakin bakale dibalikake priyayine nyuciol ayem. Aku rumangsa tentrem.
Rampung nyate, sekanca banjur neruske mlaku menyang pasar Gedhe, nyesiksini kahanan kang wis bedho. Atiku seneng, wong-wong Tiongha wis ora delikan maneh anggone padha gonakake imlekan kaya rikalo pak Harto isek kuasa dak sia marang sepadha. Kang Iman, Anto, lan Aku padha biyayakan nggolek panggonan kanggo nginceng. Asik!
Wetara rong jam aku ngancani Iman sekanca, banjur nerusake mlaku ritual wedangan ana panggonane kemen ing sadedake monumen Press. Soko kono, banjur padha soko kundur hotel seperlu nyalehake awak kang wis kesel amarga begijegan ing pasar Gedhe. Aku disike mlaku menyang hotel Jayakarta, papan nginepe kanca-kanca ana sak kiwone stasion Balapan.
Rindhik asu dighitek, aku mbludhus ana papan penampi tamu alias resepsionis. “ Pak, menapa kolo wau wonten titipan barang ingkang ketinggalan ing becak?”. Pitakonku.
“ Inggih’ mas wesi bunder, inggih?” Jawabe bapak-bapak kang jaga hotel kanthi gathukake menapa ijab (yen ora kliru). Velbon. Aku manggut manggut, ngaturake panuwun marang bapak-bapak petugas hotel. Aku banjur gage-gage metu, ing pangakah arep nggoleki tukangbecak kang wis derekake kang Iman. Sepi nyenyet ora ana sopo-sopo tingak-tinguk sawetara, aku malah ditawani ojek dikira sak jerone ati, aku seneng. Tukang Becak kang jujur kaya mengkana iku banget migunani tumrap kemajuane kuto Solo. Aku uga yakin, kang Iman bakal crito marang sopo bae bab ilange monopot iku.
Muga-muga kabeh Tukang Becak, sopir taksi lan masyarakat Solo kayak mengkona kabecikane.